Header Ads

Rupiah Melemah. BBM diprediksi Bisa Naik



Jakarta: Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti memperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) akan naik bulan depan, seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ambruk di level Rp16.450 per USD pada Jumat, 21 Juni 2024.

Pasalnya, perhitungan formulasi harga BBM dipengaruhi dua komponen utama, yakni nilai tukar dolar AS dan mean of platts Singapore (MOPS) atau acuan harga BBM untuk pasar minyak Asia.

"Jika kita lihat harga rujukan transaksi BBM Indonesia, yaitu MOPS, pada Juni ini bergerak di atas rata-rata jika dibandingkan dengan kondisi Mei dan April 2024. BBM bisa naik, tergantung suplai dan komponen lain seperti MOPS dan kurs rupiah," ujar dia, dilansir Media Indonesia, Senin, 24 Juni 2024.

Ia menjelaskan, dalam jangka pendek, turunnya nilai tukar rupiah akan sangat mengganggu ketahanan energi nasional karena selisih kurs yang tinggi. Kenaikan kurs dolar AS akan berdampak pada biaya logistik, yakni harga sewa kapal hingga kontainer. Pasalnya, dalam sehari, pemerintah mengimpor 600 ribu barel BBM.

"Akan ada pembengkakan harga pembelian impor karena nilai tukar lebih mahal. Hal ini akan lebih memberatkan keuangan pemerintah," tegas dia.

Senada dengannya, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menuturkan nilai tukar rupiah yang terpuruk akan membuat besaran subsidi dan kompensasi BBM membengkak.

Ia memperkirakan pemerintah melalui PT Pertamina akan menaikkan harga BBM nonsubsidi untuk mengamankan profitabilitas perusahaan. Sementara untuk harga BBM bersubsidi, yakni pertalite dan solar, pemerintah diyakini akan lebih berhati-hati karena mempertimbangkan daya beli masyarakat dan kenaikan tingkat inflasi.

"Ada kemungkinan Juli itu BBM nonsubsidi naik karena tidak berpengaruh terhadap perekonomian negara. Untuk penaikan harga BBM subsidi ini yang perlu dikaji bersama dan mekanismenya kompleks, harus ada pembahasan dengan DPR karena menyangkut keuangan negara," ucap dia.

Saat dihubungi, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengakui nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan komponen penting dalam penentuan harga BBM. Namun, dia belum bisa memastikan apakah pada Juli nanti harga BBM nonsubsidi akan naik atau tidak.

"Saat ini kami masih review semua komponen tersebut dan pertimbangkan komponen yang ada," kata Irto.(*)

Sumber: Metrotvnews.


Tidak ada komentar

Selamat datang di Website WWW.Panjipost.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang!! Tertanda Pemred: Andi Woo