BUKA DIALOG POLITIK PELAJAR, WAGUB: TETAPKAN PILIHAN. JANGAN ABU-ABU
Padang,Ppost, - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit membuka acara Dialog Politik bersama Generasi Muda (Siswa-Siswi SLTA se-Kota Padang) yang digelar di Nan Tongga Ballroom Hotel Basko pada Rabu (28/11).
Dalam sambutan pembukanya Nasrul Abit menyebutkan, dialog politik ini dilakukan untuk memberi pengertian dan pemahaman kepada murid Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikatakannya tidak mendapatkan pendidikan politik di lingkungan sekolah, sementara hampir setiap hari bersentuhan dengan isu-isu politik.
“Lihat di rumah orang tua ngobrol politik, di medsos lihat status politik, di warung politik. Oleh karena itu perlu Ananda diberikan pemahaman politik itu apa,” ujar Wagub.
Dijabarkan Nasrul Abit kemudian, Politik, kadang diterjemahkan sebagai upaya untuk merebut kekuasaan dengan segala sumber daya yang dimiliki. Sementara yang lain, sambungnya, memaknai politik sebagai upaya meraih kekuatan guna dijadikan sebagai wahana pengabdian kepada bangsa dan negara.
Wagub mengharapkan, seluruh peserta dialog melihat politik sesuai dengan batasan kedua yang ia sebutkan: upaya meraih wahana pengabdian.
“Kita mau, ananda memahami yang terakhir ini,” pintanya.
Dengan berpegang pada definisi politik yang ia harapkan diterima, dikaitkan dengan kontestasi politik nasional yang dalam waktu dekat datang menjelang, Nasrul Abit kemudian mengajak peserta yang sebagian besarnya telah memasuki usia Pemilih Pemula, untuk bisa menentukan siapa yang akan diberikan kekuasaan untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
“Ananda harus tentukan. Jangan Ananda menjadi orang abu-abu yang tidak punya pilihan. Ananda harus punya pilihan dan pilihan itu hitam atau putih, tidak ada abu-abu,” tegasnya.
Nasrul Abit menyebutkan bahwa, dalam pelaksanaannya nanti, peserta akan diberikan kebebasan penuh untuk menentukan pilihan dan diajarkan untuk menggunakan kebebasannya dengan tepat.
“Dalam politik ini ananda diajarkan kedewasaan dengan kebebasan untuk menentukan pilihan itu,” katanya.
Lebih lanjut ditambahkan Wagub, kedewasaan menggunakan kebebasan memilih tersebut ditandai dengan pilihan yang ditentukan tidak secara sembarangan dan tidak disandarkan pada variabel yang diambil serampangan.
“Ananda adalah pribadi terdidik. Ananda harus melihat kepada siapa Ananda berikan suara. Ananda harus bisa memperhatikan, misalnya, siapa yang bertanggungjawab mengerjakan tugasnya,” tandasnya.
Di atas semuanya, Nasrul Abit menggarisbawahi bahwa kebebasan yang dimiliki dapat dimanfaatkan tanpa harus keluar dari koridor demokrasi yang telah ditegakkan di atas perbedaan dan keberagaman.
“Kita harus menerima demokrasi yang kini sangat terbuka, tapi jangan sampai kebablasan. Tidak boleh saling melukai hanya karena berbeda pilihan,” pungkasnya.
Sementara itu, sebagaimana disebutkan Ketua Panitia Acara, Syalaluddin dalam laporannya, kegiatan Dialog Politik ini diadakan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa SMA tentang proses demokrasi di daerah.
“Tujuannya agar demokrasi di daerah berjalan aman, tertib, dan sesuai aturan yang berlaku,” sebutnya.
Acara yang diikuti oleh 175 siswa SMA se-Kota Padang ini diagendakan akan mengulas 3 materi utama, yakni pemilu sebagai wahana pendidikan politik, pentingnya pendidikan politik dalam budaya yang demokratis, dan peran Pemerintah Daerah dalam pendidikan politik.(**)
Post a Comment