Ekspor RI ke Argentina Terus Meningkat
Buenos Aires(ARGENTINA).Ppost- Ekspor Indonesia ke Argentina
tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,19% pada triwulan kedua tahun
2017, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year),
yakni dari US$ 49.868.964 di tahun 2016 menjadi US$ 54.949.039 atau
sekitar Rp. 600 milyar. Kenaikan tersebut didukung dengan peningkatan
ekspor untuk komoditas alas kaki, karet alam, produk elektronika, suku
cadang kendaraan bermotor, dan minyak inti sawit.
Untuk komoditi alas kaki, merek-merek ternama seperti Nike, Adidas, dan Puma masih menjadi importir terbesar dengan pangsa 82,32% dari keseluruhan impor yang masing-masing bernilai US$ 8,92 juta, US$ 7,76 juta dan US$ 1,20 juta.
Nilai ekspor keseluruhan dari komoditi ini baik per triwulan maupun semester meningkat dengan kisaran 23% dibandingkan tahun lalu.
Komoditi karet juga mengalami peningkatan sekitar 28,31% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$ 14,73 juta. Importir terbesar adalah Bridgestone dan Pirelli, serta perusahaan Argentina Causer dan Fate.
Komoditas pakaian (HS 62 dan 63) secara keseluruhan turut mengalami peningkatan hingga 35% dari periode tahun sebelumnya dan mencapai US$ 2,29 juta pada tahun 2017 dengan importir utamanya adalah Adidad dan Nike, serta perusahaan lokal Fidia SA dan Outdoors SA
Untuk komoditi benang dan filamen, produk yang banyak diimpor dari Indonesia adalah benang dari serat stapel sintetis (HS 5509) khususnya dari bahan poliester dan serat stapel buatan (HS 5510) yang bernilai masing-masing US$ 4,51 juta dan US$ 2,03 juta.
Komoditi minyak nabati/hewani dari Indonesia juga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 65,12% dari periode tahun sebelumnya khususnya untuk minyak inti sawit (HS 151329) dan minyak kelapa (HS 151319).
Komoditi lain yang juga mencatatkan nilai signifikan antara lain adalah buah kalengan (HS 200820) menjadi US$ 3,15 juta, kelapa parut (HS 080111) menjadi US$ 1,66 juta, dan insektisida (HS 380891) menjadi US$ 1,56 juta.
Sebaliknya, untuk nilai ekspor Argentina ke Indonesia pada semester pertama 2017 turun sebesar 24,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Komoditi utama terbesar yang diekspor ke Indonesia adalah tepung kedelai untuk pakan ternak (HS 230400) dengan pangsa sebesar 89,03% dari total impor, diikuti oleh gandum dan meslin (HS 100199), kapas (HS 520100), jagung (HS 100590), whey (040410) dan udang windu (HS 030617). Indonesia juga mengimpor jeruk citrus, pir, obat-obatan, madu, dan kulit (grain split).
Neraca perdagangan bilateral dengan Argentina pada semester pertama 2017 ini masih tercatat defisit bagi Indonesia dengan nilai sebesar US$ 499.807.346, namun dengan trend menurun hingga 29,20%.
Selama semester pertama 2017, KBRI juga telah menemui berbagai perusahaan untuk mengidentifikasi peluang peningkatan ekspor produk Indonesia, serta menerima berbagai inquiries terkait peluang bisnis untuk menghubungkan mitra yang sesuai dengan permintaan para pelaku usaha baik dari Indonesia maupun dari negara-negara akreditasi.
Untuk komoditi alas kaki, merek-merek ternama seperti Nike, Adidas, dan Puma masih menjadi importir terbesar dengan pangsa 82,32% dari keseluruhan impor yang masing-masing bernilai US$ 8,92 juta, US$ 7,76 juta dan US$ 1,20 juta.
Nilai ekspor keseluruhan dari komoditi ini baik per triwulan maupun semester meningkat dengan kisaran 23% dibandingkan tahun lalu.
Komoditi karet juga mengalami peningkatan sekitar 28,31% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$ 14,73 juta. Importir terbesar adalah Bridgestone dan Pirelli, serta perusahaan Argentina Causer dan Fate.
Komoditas pakaian (HS 62 dan 63) secara keseluruhan turut mengalami peningkatan hingga 35% dari periode tahun sebelumnya dan mencapai US$ 2,29 juta pada tahun 2017 dengan importir utamanya adalah Adidad dan Nike, serta perusahaan lokal Fidia SA dan Outdoors SA
Untuk komoditi benang dan filamen, produk yang banyak diimpor dari Indonesia adalah benang dari serat stapel sintetis (HS 5509) khususnya dari bahan poliester dan serat stapel buatan (HS 5510) yang bernilai masing-masing US$ 4,51 juta dan US$ 2,03 juta.
Komoditi minyak nabati/hewani dari Indonesia juga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 65,12% dari periode tahun sebelumnya khususnya untuk minyak inti sawit (HS 151329) dan minyak kelapa (HS 151319).
Komoditi lain yang juga mencatatkan nilai signifikan antara lain adalah buah kalengan (HS 200820) menjadi US$ 3,15 juta, kelapa parut (HS 080111) menjadi US$ 1,66 juta, dan insektisida (HS 380891) menjadi US$ 1,56 juta.
Sebaliknya, untuk nilai ekspor Argentina ke Indonesia pada semester pertama 2017 turun sebesar 24,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Komoditi utama terbesar yang diekspor ke Indonesia adalah tepung kedelai untuk pakan ternak (HS 230400) dengan pangsa sebesar 89,03% dari total impor, diikuti oleh gandum dan meslin (HS 100199), kapas (HS 520100), jagung (HS 100590), whey (040410) dan udang windu (HS 030617). Indonesia juga mengimpor jeruk citrus, pir, obat-obatan, madu, dan kulit (grain split).
Neraca perdagangan bilateral dengan Argentina pada semester pertama 2017 ini masih tercatat defisit bagi Indonesia dengan nilai sebesar US$ 499.807.346, namun dengan trend menurun hingga 29,20%.
Selama semester pertama 2017, KBRI juga telah menemui berbagai perusahaan untuk mengidentifikasi peluang peningkatan ekspor produk Indonesia, serta menerima berbagai inquiries terkait peluang bisnis untuk menghubungkan mitra yang sesuai dengan permintaan para pelaku usaha baik dari Indonesia maupun dari negara-negara akreditasi.
Post a Comment