Dubes RI Tantowi Yahya Usahakan Peningkatan Ekspor Produk Indonesia ke Selandia Baru
Wellington(SELANDIA BARU).Ppost- Duta Besar Tantowi Yahya pada pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Hon Todd McClay, di kantornya di Wellington, berharap pada tahun 2024 nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Selandia Baru akan mencapai US$ 3 miliar per tahunnya. Target nilai perdagangan ini telah menjadi komitmen bersama kedua pemimpin negara.
Dubes Tantowi memberikan perhatian lebih untuk mencari jalan mencapai target yang telah ditetapkan Pemimpin kedua negara. Untuk merealisasikan target tersebut, kedua negara perlu segera merumuskan langkah-langkah yang terencana untuk mengoptimalkan peluang yang ada, mengingat sebagian besar produk ekspor kedua negara tidak saling bersaing.
Selama lima tahun terakhir ini total nilai perdagangan kedua negara rata-rata sebesar US$ 1,2 miliar pertahun. Selandia Baru selama ini menjadi pemasok utama produk susu dan daging bagi Indonesia. Namun untuk produk daging, tahun lalu digeser oleh India. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru antara lain produk pakan ternak, produk kayu, ban karet, kertas tisu, produk tekstil dan sepatu.
Salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan nilai ekspor adalah dengan lebih mendorong ekspor produk-produk bernilai tinggi. Hal ini yang sedang diupayakan dengan melakukan penjajakan peluang ekspor termasuk kendaraan beroda empat, peralatan mesin pertanian, bahan bangunan, pupuk serta furnitur.
Selain dengan Menteri Perdagangan, Dubes Tantowi juga melakukan pertemuan dengan Menteri Industri Primer yang membawahi pertanian, perikanan, perternakan, kehutanan dan makanan olahan, Nathan Guy, yang kementeriannya juga memiliki peran penting dalam kebijakan akses pasar Selandia Baru.
Inisiatif dan kerja sama perdagangan antara kedua negara mulai mempelihatkan hasilnya. Produk unggulan Indonesia lain yang juga didorong ekspornya ke Selandia Baru adalah produk buah-buahan tropis. Belum lama ini Selandia Baru telah mengeluarkan ketentuan impor buah Salak yang akan membuka akses bagi ekspor buah Salak Indonesia.
Dubes Tantowi merasa yakin dengan masuknya buah Manggis ke pasar Selandia Baru dapat diikuti dengan buah Salak dan buah Mangga agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Selandia Baru juga karena memiliki rasa yang enak dan keunikan buahnya.
Keamanan atas hama dan organisme lainnya yang dapat merusak pertanian setempat merupakan hal yang tidak bisa ditawar mengingat pertanian merupakan mata pencaharian utama negeri Selandia Baru. Oleh karena itu Menteri Nathan Guy menekankan pentingnya produk yang masuk memenuhi standard biosecurity yang berlaku. Untuk buah Mangga dan buah Salak Indonesia pihaknya akan segera memproses penyusunan standard kesehatan impornya (IHS).
Dalam pertemuan dengan Menteri Nathan Guy, selain membahas hubungan ekspor dan impor, secara khusus Dubes Tantowi Yahya juga mengajak Selandia Baru untuk terlibat dalam pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Biak Numfor, Provinsi Papua.
"Pembangunan SKPT Biak merupakan peluang baik bagi Pemerintah Selandia Baru maupun pihak swasta untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara" jelas Tantowi.
Beberapa peluang yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Selandia Baru antara lain pembangunan penyimpanan ikan berpendingin, tempat penampungan dan penanganan ikan hidup, tempat pengolahan ikan serta pendukung sistem rantai dingin, serta pengembangan ekonomi masyarakat melalui program inkubator bisnis.
Dengan penjelasan yang meyakinkan dari Dubes Tantowi, Nathan Guy menyambut baik peluang ini dan siap untuk mempelajari lebih lanjut usulan kerja sama dari pihak terkait di Indonesia. Ini merupakan hal positif sejalan dengan kerja sama kelautan dan perikanan antara Selandia Baru dan Indonesia yang terus meningkat, Selama ini kerja sama kelautan kedua negara cukup erat khususnya dalam isu penangkapan ikan illegal (IUU Fishing). Kedua negara aktif dalam berbagai forum IUU Fishing baik bilateral maupun multilateral.
#AW-003/ KBRI Wellington
Post a Comment